Andalan

Prembule

Menulis dan membaca adalah hak setiap orang. Iya, kan?

— Olivia.

Now Playing : Something by George & Haein

Selasa, 23 April 2019.

Dalam postingan pertama ini, aku akan menyampaikan orientasi dasar “notulaolivia”. Tidak terlalu penting sebenarnya, lebih seperti salam sapaan.

Notulaolivia dan alasan dibalik terciptanya

“Notulaolivia” nyatanya tidak semata-mata muncul instan di pikiranku untuk menjadi nama blog ini. Sebelumnya ada “oliviamendesposisikan”, “monografiolivia” dan nama –nama lain sempat kutulis di catatan kertas sebagai list ide. Dalam KBBI, notula n berarti catatan singat mengenai jalannya persidangan (rapat) serta hal yang dibicarakan dan diputuskan. Notula juga merupakan kata dasar dari kata notulen.

Alasannya mungkin sederhana saja. Aku hanya ingin memindahkan catatan konvensionalku ke sesuatu yang sifatnya digital. Materi kuliah yang selama hampir 2 tahun ini kudapat, lingkungan sekitar, dan kemajuan zaman juga turut menjadi faktor pendorongnya. Banyak orang-orang di kampusku yang bahkan sudah aktif membuat konten berupa video di kanal Youtube, membuat podcast, dan lain-lain. Jujur, ini membuatku merasa menjadi seseorang paling tidak produktif, hehehe. Karena aku terlalu insecure dan miskin pengetahuan dibidang konten video, jadi kuputuskan saja untuk mulai memposting tulisan-tulisanku selama ini.

Berlatih menulis dengan baik juga melatar belakangi notulaolivia. Aku akhir-akhir ini tertarik dengan hal-hal yang berkaitan dengan tulisan. Ejaan, tanda baca, diksi, dan lain-lain.semoga di masa depan nanti aku mampu menulis dengan baik dan benar sesuai kaidah bahasa Indonesia. Hehehe.

Cerita singkat

Sebenarnya, secara tidak sengaja dan tidak langsung aku sudah terbiasa menulis. Hahaha, mungkin terdengar begitu pencitraan bagi beberapa diantara teman-teman yang membaca. Dalam sebuah binder (yang ketika saatku SD biasa disebut file) yang kertasnya warna-warni, aku menulis perihal aku yang selalu disuruh membeli rokok ke warung, kesan-kesanku setelah menonton film Saus Kacang yang dibintangi oleh Bunga Citra Lestari, sedihnya aku yang jarang diajak ayah berlibur, anak laki-laki yang aku taksir di madrasah, dan lain-lain. Mungkin tulisan-tulisanku di zaman dulu ini akan ku posting juga di lain kesempatan, hahaha. Oh ya, selain itu, aku juga sempat membuat beberapa cerita bersambung di web semacam wattpad saat SMP dan SMA yang sialnya membuat diriku sendiri mual saat kembali membacanyaTT.

Isi dari notulaolivia

Sesuai dengan apa yang biasanya kutulis dicatatan kertas, notulaolivia ini juga akan berisikan opini-opiniku mengenai suatu hal, cerita singkat, puisi yang kutulis sendiri maupun puisi karya orang lain yang kusuka, resensi buku, dan lain-lain.

Lain-lain

Semoga dengan adanya notulaolivia, aku secara pribadi bisa mengurangi prasangka buruk terhadap diri sendiri yang selalu saja beranggapan “aku orang paling tidak produktif” walau sebenarnya memang iya. Berlatar belakang ‘kesenangan pribadi’, aku sama sekali tidak mengharapkan perhatian orang lain akan apa yang kutulis di notulaolivia. Namun, jika mungkin memang ada orang yang secara tidak sengaja maupun sengaja membaca tulisan-tulisan di notulaolivia aku tidak mempermasalahkannya. Menulis dan membaca adalah hak setiap orang. Iya, kan?

Perihal gaya bahasa, aku sudah sering mendengar dan memang merasa jika gaya bahasaku formal juga cenderung kaku. Hehehe, tidak masalah, inilah aku dan apa yang kusukai. Biarkanlah Olivia mendemokrasikan dirinya sendiri, ya?

-salam.

“It’s Getting Quiet Day By Day!” Pasundan Night Market’s Current Situation While Covid-19

Sukabumi / Wed, March 25, 2020 / 08.10 pm

Pasundan Night Market’situation on Wednesday, March 25. (Olivia Sriarum)

It’s been 12 days since the government launches self quarantine to decrease the spread of Covid-19. Schools, universities, and office are temporary closure and start to did a #WorkFromHome campaign. But, there’s people who forced to go out from their own house to keep body and soul together. They earn money per day, so there’s a lot of reason for not only stayed at home. Seems like some sellers in one of Sukabumi night market too.

Pasundan market, is one of night market that located in Sukabumi that sell a lot of foods  or daily needs like vegetables, seasoning, fruits, sugar, and other agricultural produce. Usually this market rolled as the wholesaler so the buyers will resell their commodity they have been bought tomorrow, at day market.

It is located at Jalan Lettu Bakrie No.25 Nyomplong Kecamatan Warudoyong, Sukabumi. Pasundan night market still actively operate while Covid-19 pandemic plague, there are some reason for the seller to survive, beside of they need money, this market stand as the most important placed to get a commodity for the other market. But, we realize that there are some caused by Covid-19 pandemic. 3 main commodities, garlic, shallot, and onion’s price skyrocket.

Shallot
Garlic

Garlic’s price increase up to Rp 13.000 from Rp 20.000 to Rp 33.000 per Kg. The prices been getting high since the outbreak of the corona virus, which is it was detected first in the city of Wuhan, in China, as we know that we imported garlic from China. And then shallot’s price getting up to Rp 4.000 from Rp 20.000 to Rp 24.000. And other imported commodity, onion, reported not available per March, 25th.

 “Onion increase cause we wait for panen raya on the 8th month of the year. We don’t have any supply at this time.” Said Sarwono, one of Vegetables seller at Pasundan market. We predict, that the market will be normally again on Ramadhan till 1 week after Eid.

 “Its getting quiet day by day!” Said Sarwono again. Knowing the supply of some commodity diminish and the market getting quiet since beginning of February because of the rains and getting worse by Covid-19 pandemic.

Sarwono and Olivia

Susah,ya?

“Gua inget dia tuh kayak gua gapernah punya kenangan sama yang lain.”

Now Playing Help by 10cm

Dulu, waktu dia pamit ninggalin gua, dia yakinin gua dan bilang “Masih banyak kok cowok yang lebih baik daripada aku.” Gua ngelak dan sedih banget. Tapi seiring berjalannya waktu, gua beberapa kali ketemu orang baru, sempet juga bareng sama salah satu diantaranya, tapi ya….akhirnya gitu juga. Lama banget buat gua lupain dia, bahkan sampe detik ini.

Disaat gua lagi sama orang baru, lagi happy, tetep aja gua nangis di malem ulang taun dia, gua tetep pengen tau kabar dia, gua masih nangis sesegukan waktu ga sengaja liat dia lewat depan gang kosan, padahal dia ga liat gua, sama sekali.

Bisa jadi, kan? Gua sama sekali gak pernah jadi salah satu bagian cerita hidup yang dia inget? Tapi, beda buat gua. Susah banget, kenapa ya? Padahal bener juga fakta kalo dia gapernah ngelakuin suatu hal spektakuler di hidup gua. Tapi, nyatanya malah perbuatan sederhana dia yang bikin usaha gua kerasa banget susahnya.

Dulu, dia bilang “Aku sengaja ga bales chat kamu biar kamu lupa sama aku.” Sampe sekarang, kayak yang gua bilang waktu itu, gua selalu inget dia. Gua inget dia tuh kayak gua gapernah punya kenangan sama yang lain.

Gua liat dia di Sempur, dianya engga. Saat itu gua lagi ngejalanin hubungan sama orang baru, gua lagi seneng-senengnya, ga ada alesan buat nangis. Tapi, tetep aja gua nelpon Dita dan akhirnya nangis, rasanya gemeter, “Akhirnya gua liat lo lagi.”

Bener ga sih “Banyak cowok yang lebih baik” tuh? Kok sampe detik ini dia masih yang terbaik ya buat gua? Padahal ga ada niat gua buat bandingin orang baru sama dia tapi selalu aja mucul random ujaran “Kok lo beda sama dia, sih?”

Mungkin, sejak awal ninggalin gua dia langsung happy lagi sama orang baru yang jauh lebih baik daripada gua yang cuma segininya.

Semua orang berhak bahagia, termasuk dia. Tapi kok susah banget sih buat gua? Selama ini gua selalu berprasangka baik, ga ada alesan bagi gua buat benci sama dia. Tapi siapa tau juga kan ternyata dia ga sebaik yang gua pikirin selama ini? Siapa tau dia emang orang jahat? Tapi ya… balik lagi, susah.

Sekarang sih, gua pasrah aja sama Allah dan tentunya berusaha. Intinya, gua cuma pengen bahagia dan dikasih banyak berkah. Gimanapun jalannya.

                                                                                    08/04,Olivia.

Saat Plagiarisme Jadi “Makanan” Sehari-Hari

Plagiarisme. Sumber:Jagad.com

Tidak dipungkiri, aktivitas copy paste seringkali dilkakukan banyak orang. Mulai dari pelajar, mahasiswa, karyawan kantoran, bahkan guru besar sebuah universitas. Seperti kasus yang melibatkan Rektor Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara, Muhammad Zamrun Firihun yang terbukti melakukan plagiarism di tiga penelitian ilmiahnya dengan tinggal kesamaan lebih dari 78 persen.

Ini tentunya semakin mencoreng nama baik pendidikan di Indonesia dan tidak bisa terus diredam tanpa ada upaya penekanan jumlah plagiarisme.

Definisi Plagiarisme

Menurut Muchlisin Riadi via KajianPustaka.com, Plagiarisme atau plagiat adalah suatu perbuatan menjiplak ide, gagasan atau karya orang lain yang selanjutnya diakui sebagai karya sendiri atau menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumbernya sehingga menimbulkan asumsi yang salah atau keliru mengenai asal muasal dari suatu ide, gagasan atau karya.

Istilah plagiat berasal dari bahasa Inggris plagiarism atau plagiary serta dalam bahasa Latin plagiarius yang artinya penculik atau penjiplak. Jadi plagiarisme atau plagiat adalah tindakan mencuri (gagasan/karya intelektual) orang lain dan mengklaim atau mengumumkannya sebagai miliknya (Putra, 2011).

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.17 tahun 2010, plagiat merupakan perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai.

Berikut definisi dan pengertian plagiarisme dari beberapa sumber buku:

Menurut Lindsey, plagiat adalah tindakan menjiplak ide, gagasan atau karya orang lain untuk diakui sebagai karya sendiri atau menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumbernya sehingga menimbulkan asumsi yang salah atau keliru mengenai asal muasal dari suatu ide, gagasan atau karya (Soelistyo, 2011).

Menurut Suyanto dan Jihad (2011), plagiarisme adalah mencuri gagasan, kata-kata, kalimat, atau hasil penelitian orang lain dan menyajikannya seolah-olah sebagai karya sendiri.

Menurut Brotowidjoyo (1993), plagiarisme merupakan pembajakan berupa fakta, penjelasan ungkapan dan kalimat orang lain secara tidak sah.

Menurut Ridhatillah (2003), plagiarisme adalah tindakan penyalahgunaan, pencurian atau perampasan, penerbitan, pernyataan atau menyatakan sebagai milik sendiri sebuah pikiran, ide, tulisan, atau ciptaan yang sebenarnya milik orang lain.

Jenis-jenis Plagiarisme

Menurut Soelistyo (2011), plagiarisme atau plagiat dapat diklasifikasikan dalam beberapa tipe, bentuk dan jenis, yaitu:

a. Jenis Plagiat Berdasarkan Aspek yang Dicuri

Berdasarkan aspek yang dicuri, plagiat terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

  • Plagiat Ide (Plagiarism of Ideas). Tipe plagiat ini relatif sulit dibuktikan karena ide atau gagasan bersifat abstrak dan kemungkinan memiliki persamaan dengan ide orang lain. Atau, ada kemungkinan terjadi adanya dua ide yang sama pada dua orang pencipta yang berbeda.
  • Plagiat Kata demi Kata (Word for word plagiarism). Tipe ini serupa dengan slavish copy, yaitu mengutip karya orang lain secara kata demi kata tanpa menyebutkan sumbernya. Plagiasi dianggap terjadi karena skala pengutipannya sangat substansial sehingga seluruh ide atau gagasan penulisannya benar-benar terambil. Plagiasi seperti ini banyak dilakukan pada karya tulis.
  • Plagiat Sumber (Plagiarism of Source). Plagiat tipe ini memiliki kesalahan yang fatal karena tidak menyebutkan secara lengkap selengkap-lengkapnya referensi yang dirujuk dalam kutipan. Jika sumber kutipan itu merujuk seseorang sebagai penulis yang terkait dengan kutipan, maka nama penulis tersebut harus turut serta disebut. Ini tentu sikap yang fair dan tidak merugikan kepentingan penulis tersebut serta kontributor-kontributor lainnya.
  • Plagiat Kepengarangan (Plagiarism of Authorship). Tulis karya tulis yang disusun oleh orang lain. Tindakan ini terjadi atas dasar kesadaran dan motif kesengajaan untuk membohongi publik. Misalnya mengganti kover buku atau sampul karya tulis orang lain dengan kover atas namanya tanpa izin.

b. Jenis Plagiat Berdasarkan Kesengajaan

Berdasarkan faktor kesengajaan, plagiat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Plagiat Sengaja. Plagiat sengaja adalah plagiat yang secara sadar melakukan tindakan dengan menggunakan, meminjam, menjiplak karya orang lain baik berupa ide, gagasan, kalimat, dan teori tanpa mencantumkan sumber referensi.
  • Plagiat Tidak Sengaja. Plagiat tidak sengaja adalah plagiat yang dilakukan oleh seseorang karena ketidak-sengajaan, yaitu kurangnya pengetahuan dan pemahaman orang tersebut dalam mengutip.

c. Jenis Plagiat Berdasarkan Proporsi yang Dibajak                                            

Berdasarkan proporsi atau jumlah persentase yang dibajak, plagiat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

  • Plagiat Ringan. Plagiat ringan manakala dalam sebuah karya tulis ilmiah yang dibuat oleh seseorang kurang dari 30%.
  • Plagiat Sedang. Plagiat sedang mempunyai prosentasi 30%-70% dalam sebuah karya tulis yang dibuat.
  • Plagiat Total. Plagiat total berarti lebih dari 70% isi karya tulis ilmiahnya merupakan plagiat dari karya orang lain. Plagiat ini tidak bisa ditoleril dan karya tersebut harus direvisi ataupun tak diakui.

d. Jenis Plagiat Berdasarkan Pola

Berdasarkan pola yang dibajak, plagiat terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

  • Plagiarisme total. Yaitu tindakan plagiasi yang dilakukan seorang penulis dengan cara menjiplak atau mencuri hasil karya orang lain seluruhnya dan mengklaim sebagai karyanya. Biasanya, dalam plagiasi ini seorang penulis hanya mengganti nama penulis dan instansi penulis aslinya dengan nama dan instansinya sendiri. Lalu, penulis mengubah sedikit judul artikel hasil jiplak, kemudian juga mengubah abstrak, kata-kata kunci tertentu (keywords), sub judul artikel, kata dan kalimat tertentu dalam bagian tulisan dan kesimpulan dengan kata-kata atau kalimat tertentu agar terlihat berbeda dengan artikel aslinya.
  • Plagiarisme parsial. Yaitu tindakan plagiasi yang dilakukan seseorang penulis dengan cara cara menjiplak sebagian hasil karya orang lain untuk menjadi hasil karyanya sendiri. sendiri. Biasanya, dalam plagiasi jenis ini seorang penulis mengambil pernyataan, landasan teori, sampel, metode analisis, pembahasan dan atau kesimpulan tertentu dari hasil karya orang lain menjadi karyanya tanpa menyebutkan sumber aslinya.
  • Auto-plagiasi (self-plagiarisme). Yaitu plagiasi yang dilakukan seorang penulis terhadap karyanya sendiri, baik sebagian maupun seluruhnya. Misalnya, ketika menulis suatu artikel ilmiah seorang penulis meng-copy paste bagian-bagian tertentu dari hasil karyanya dalam suatu buku yang sudah diterbitkan tanpa menyebut sumbernya.
  • Plagiarisme antar bahasa. Yaitu plagiasi yang dilakukan seorang penulis dengan cara menerjemahkan suatu karya tulis yang berbahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Kemudian, penulis menjadikan hasil terjemahan tersebut sebagai hasil karyanya tanpa menyebut sumbernya.

e. Jenis Plagiat Berdasarkan Penyajian

Berdasarkan cara penyajiannya, plagiat terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

  • Plagiarisme Verbatim. Plagiarisme Verbatim merupakan tindakan plagiasi dengan menjiplak karya orang lain apa adanya dan memberi kesan bahwa karya tersebut merupakan hasil karya ciptaanya sendiri.
  • Plagiarisme Kain Perca. Plagiarisme Kain Perca atau lebih dikenal dengan patchwork merupakan tindakan plagiasi dengan mengambil karya milik orang lain dari berbagai sumber tanpa menyebutkan rujukan dan menyusunnya menjadi satu kesatuan yang utuh, sehingga terkesan sebagai karyanya sendiri.
  • Plagiarisme Parafrasa. Plagiarisme parafrasa merupakan tindakan plagiasi dengan mengubah kalimat dari penulis asli dengan kalimatnya sendiri dan tidak mencantumkan referensi ataupun kutipan.
  • Plagiarisme Kata Kunci atau Frasa Kunci. Plagiarisme kata kunci atau frasa kunci merupakan tindakan plagiasi dengan mengambil sejumlah kata kunci dari penulis asli dan memparafrasekannya lagi dengan kata-katanya sendiri.
  • Plagiarisme Struktur Gagasan. Plagiarisme struktur gagasan merupakan tindakan plagiasi dengan mengambil struktur gagasan orang lain, kemudian dituangkan lagi agar terlihat berbeda.

Identifikasi Plagiarisme

Menurut Novanta (2009), terdapat beberapa faktor yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi plagiarisme, yaitu:

  • Penggunaan kosakata. Menganalisis kosakata yang digunakan dalam suatu tugas terhadap penggunaan kosakata sebelumnya dapat membantu menentukan apakah mahasiswa benar-benar telah menulis teks tersebut. Dengan menemukan suatu kosakata baru dalam jumlah yang besar (terutama kosa kata lanjut) dapat menentukan apakah mahasiswa menulis teks tanpa melakukan plagiarisme.
  • Perubahan kosa kata. Apabila penggunaan kosa kata berubah secara signifikan  dalam suatu teks, hal ini dapat mengindikasikan plagiarisme dengan cara copy and paste.
  • Teks yang membingungkan. Apabila alur dari suatu teks tidak halus dan tidak konsisten, hal ini mengindikasikan penulis tidak menulis menggunakan pemikirannya sendiri atau beberapa bagian dari tulisannya bukanlah hasil karyanya.
  • Penggunaan tanda baca. Tidak wajar apabila dua orang penulis menggunakan tanda baca yang persis sama dalam membuat suatu karya tulis.
  • Jumlah kemiripan teks. Pasti ada beberapa kemiripan antara beberapa teks yang menulis dengan topik yang sama seperti nama-nama, istilah-istilah dan sebagainya. Bagaimanapun, tidak wajar bila beberapa teks yang berbeda memiliki kesamaan atau kemiripan teks dalam jumlah yang besar.
  • Kesalahan ejaan yang sama. Merupakan hal yang biasa terjadi bagi seseorang penulis dalam membuat suatu karya tulis. Menjadi tidak wajar bila beberapa teks yang berbeda memiliki kesalahan-kesalahan yang sama dalam pengejaan atau jumlah ejaan salah yang sama.
  • Distribusi kata-kata. Tidak wajar apabila distribusi penggunaan kata dalam teks yang berbeda memiliki kesamaan. Sebagai contoh, suatu teks memiliki parameter yang sama untuk suatu distribusi statistik yang digunakan untuk menjelaskan penggunaan istilah.
  • Struktur sintaksis teks. Hal ini menunjukkan plagiarisme mungkin saja telah terjadi jika dua teks secara jelas memiliki kesamaan struktur sintaksis. Hal yang wajar bila penggunaan struktur sintaksis yang digunakan oleh beberapa penulis akan berbeda.
  • Rangkaian-rangkaian panjang kata yang sama. Tidak wajar apabila suatu teks yang berbeda (bahkan yang menggunakan judul yang sama) memiliki rangkaian/urutan karakter yang sama.
  • Orde kemiripan antar teks. Hal ini bisa mengindikasikan plagiarisme apabila orde kecocokan kata atau frasa antar dua teks sama. Meskipun diajarkan untuk menyajikan fakta-fakta dalam suatu aturan (contohnya pendahuluan, isi, kemudian kesimpulan), kurang wajar jika fakta-fakta yang sama dilaporkan dalam orde yang sama.
  • Ketergantungan pada kata atau frase tertentu. Seorang penulis mungkin memilih penggunaan suatu kata atau frase tertentu. Kekonsistenan penggunaan kata-kata tersebut dalam suatu teks yang ditulis oleh orang lain dengan menggunakan kata yang berbeda dapat mengindikasikan plagiarisme.
  • Frekuensi kata. Tidak wajar apabila kata-kata dari dua teks yang berbeda digunakan dengan frekuensi yang sama.
  • Keputusan untuk menggunakan kalimat panjang atau kalimat pendek. Tanpa sepengetahuan kita, para penulis tentu memiliki keputusan penggunaan panjang kalimat yang tidak biasa dikombinasikan dengan fitur-fitur lain.
  • Teks yang dapat dibaca. Penggunaan metrik/ukuran seperti index Gunning FOG, Flesch Reading Ease Formula atau SMOG dapat membantu menentukan suatu skor kemampuan. Tidak wajar apabila penulis yang berbeda akan memiliki skor yang sama.
  • Referensi yang tidak jelas. Apabila referensi yang muncul dalam suatu teks tetapi tidak terdapat pada daftar pustaka, hal ini dapat mengindikasikan plagiarisme cut and paste, dimana penulis tidak menyalin referensinya secara lengkap.

Kasus Plagiarime Terbesar Di Indonesia

Selain kasus plagiarisme Rektor Universitas Halu Oleo, ada kasus plagiarisme besar yang terjadi di Indonesia yaitu,

  1. Plagiarisme tulisan The Jakarta Post yang dilakukan oleh dosen jurusan Hubungan Internasional (HI) Universitas Parahyangan, Banyu Perwira.
  2. Plagiarisme disertasi yang dilakukan oleh alumnus program doktoral Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB, Mochammad Zuliansyah.
  3. Plagiarisme Papper yang di publikasi di prosiding yang dilakukan oleh Rektor Universitas Kristen Maranatha Bandung, Felix Kasim.
  4. Plagiarisme artikel oleh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM.
  5. Plagiarisme karya ilmiah untuk mendapat gelar professor oleh guru besar Universitas Indonesia, Amir Santoso pada tahun 1979 dan lain-lain.

Tindak Tegas Plagiarisme

Walaupun terlihat sederhana, plagiarisme tentu bersifat merugikan. Untuk itu, plagiarisme dikategorikan sebagai tindakan pelanggaran hak cipta. Pemerintah mengupayakan hal tersebut dengan membuat ketentuan Undang-Undang No.19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Pasal 72 ayat 1 yang menerangkan bahwa pelaku plagiat, plagiator, akan ditindak pidana penjara paling sedikit satu tahun dan dikenakan denda paling sedikit satu juta rupiah, atau pidana penjara paling lama tujuh tahun dengan denda plaing banyak lima miliar rupiah.

Selain dari aspek hukum tertulis, kini sudah tersedia berbagai software pendeteksi plagiarisme. Akan tetapi, semuanya akan sangat sia-sia jika tidak ada penanaman kesadaran diri sejak dini akan pentingnya menghargai karya orang lain serta penerapan mindset bahwa plagiarisme itu sangatlah merugikan banyak pihak.

Sumber : KajianPustaka.com, Kumparan.com, nasional.tempo.co.

Sudah Saatnya Pemerintah Memberi Perhatian Lebih Pada “Mental Illness”

Mental Illness. Sumber:Adage.com

Tentang Mental Illness

Definisi

Dikutip dari Hallosehat.com, kesehatan mental meliputi kondisi emosional, psikologis, dan kesejahteraan sosial. Sama seperti kesehatan fisik, kesehatan mental juga dapat terganggu oleh penyakit mental. Penyakit mental, juga dikenal sebagai gangguan mental, merupakan penyakit yang mempengaruhi otak Anda dengan menggangu keseimbangan kimiawi. Penyakit mental dapat menyebabkan gangguan ringan sampai gangguan berat terhadap cara Anda berpikir, merasa, bertindak dan bagaimana Anda memandang orang-orang dan peristiwa dalam hidup. Gangguan mental bisa menjadi kondisi kronis, namun dapat ditangani dengan bantuan dokter Anda.

Beberapa gangguan yang lebih umum, meliputi: depresi klinis (atau yang biasa dikenal sebagai depresi), gangguan bipolar, kecemasan, gangguan stres pasca-trauma (PTSD), gangguan obsesif kompulsif (OCD), dan psikosis. Beberapa penyakit mental hanya terjadi pada jenis pasien tertentu; seperti post-partum depression hanya menyerang ibu baru setelah melahirkan.

Kesehatan mental dapat dipengaruhi oleh peristiwa dalam kehidupan yang meninggalkan dampak yang besar pada kepribadian dan perilaku seseorang. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat berupa kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan anak, atau stress berat jangka panjang. Penyakit mental bisa mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berhubungan dengan orang lain, dan membuat pilihan. Hal ini dapat memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri. Untuk alasan ini, kesehatan mental harus terus dijaga dari masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa.

Penyebab

Dari berbagai penyebab gangguan kesehatan mental, berikut ini adalah beberapa gangguan yang paling umum:

  • Stres berat untuk waktu yang lama.
  • Trauma signifikan, seperti pertempuran militer, kecelakaan serius atau kejahatan dan kekerasan yang pernah dialami.
  • Kekerasan dalam rumah tangga atau pelecehan lainnya
  • Kekerasan pada anak
  • Faktor genetik.
  • Kelainan otak.
  • Cedera kepala.
  • Isolasi sosial atau kesepian.
  • Pengangguran atau kehilangan pekerjaan Anda.
  • Kerugian sosial, kemiskinan atau utang.
  • Mengalami diskriminasi dan stigma.
  • Kematian seseorang yang dekat dengan Anda.
  • Tunawisma atau lingkungan perumahan yang buruk.
  • Merawat anggota keluarga atau teman.
  • Dengan perawatan dan pengobatan yang tepat, banyak orang dengan penyakit mental dapat sembuh dengan cepat meskipun beberapa orang membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk pulih.

Siapa Yang Beresiko Terkenala Mental Illness?

Walaupun penyakit mental dapat menyerang siapa saja, ada beberapa orang yang berisiko lebih tinggi, yaitu:

  • Perempuan berada pada risiko tinggi terkena penyakit mental seperti depresi dan kecemasan, sementara laki-laki lebih memiliki ketergantungan zat dan antisosial daripada wanita.
  • Orang-orang yang dilahirkan dengan kelainan pada otak.
  • Orang yang memiliki anggota keluarga atau keluarga dengan penyakit mental.
  • Orang dengan kondisi kronis.
  • Orang-orang yang memiliki pekerjaan yang memicu stress, seperti dokter dan pengusaha.
  • Orang yang memiliki masalah di masa kanak-kanak atau masalah gaya hidup.
  • Orang-orang yang mengalami kegagalan dalam hidup, seperti sekolah atau kehidupan kerja.
  • Orang yang menyalahgunakan alkohol.
  • Perempuan setelah melahirkan.
  • Orang yang pernah mengalami penyakit mental sebelumnya.

Gejala Dari Mental Illness

idak hanya kesehatan mental, penyakit mental juga dapat memengaruhi kesehatan fisik Anda. Orang dengan penyakit mental sering mengeluhkan gejala yang mengganggu kehidupan dan pekerjaan mereka. Gejala tersebut termasuk perubahan suasana hati, kepribadian, kebiasaan pribadi dan/atau penarikan sosial. Ada beberapa tanda-tanda dan gejala kesehatan mental yang umum, yaitu:

  • Merasa sedih
  • Mati rasa atau tak acuh
  • Rasa lelah yang signifikan, energi menurun, atau mengalami masalah tidur
  • Marah berlebihan, dan rentan melakukan kekerasan
  • Merasa tak berdaya atau tanpa harapan
  • Merasa bingung, pelupa, tersinggung, marah, kesal, khawatir, atau takut
  • Memiliki pengalaman perih dan kenangan buruk yang tidak bisa dilupakan
  • Delusi, paranoia, atau halusinasi
  • Kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi
  • Ketakutan atau kekhawatiran yang berlebihan atau kekhawatiran, atau perasaan bersalah yang menghantui
  • Perubahan mood yang drastis
  • Menarik diri dari teman dan lingkungan sosial
  • Ketidakmampuan untuk mengatasi stres atau masalah sehari-hari
  • Tidak mampu memahami situasi dan orang-orang
  • Berpikir untuk bunuh diri.

Sedarurat Apa Kesehatan Mental Di Indonesia?

Gangguan kesehatan mental memang sering tersembunyi dari pandangan orang awam. Pada umumnya, penderita gangguan kesehatan mental sering diasosiasikan dengan tunawisma yang berpakaian serampangan hingga hampir telanjang di jalan-jalan. Masyarakat juga kerap memunculkan stigma negatif dan prasangka bahwa penderita gangguan kesehatan mental berperilaku membahayakan hingga dianggap kerasukan setan.  Akibat dari stereotip dan prasangka tersebut, penderita gangguan mental sering menerima perlakuan diskriminasi. Pemasungan, pengurungan dan pengucilan adalah model diskriminasi yang sering diterima penderita gangguan kesehatan mental.

Himam Miladi, Penulis konten asal Surabaya mengatakan, “Seorang tetangga saya di daerah Tenggilis, Surabaya mengalami diskriminasi semacam ini. Tetangga saya ini, ditempatkan di rumah yang sengaja dikosongkan untuk mengurung dan mengucilkannya. Sampai pagar rumahnya ditinggikan dan dipasangi kawat berduri supaya tetangga saya ini tidak bisa melarikan diri. Untuk menyediakan makanan sehari-hari, keluarganya meletakkan piring makanan di luar pintu rumah. Sehari-hari, yang terdengar dari rumah itu adalah ocehan tak jelas dari penghuninya. Apakah tidak ada upaya untuk membawanya ke rumah sakit jiwa? Saya sendiri kurang tahu. Tapi sudah bertahun-tahun tetangga saya ini menempati rumah kosong itu sendirian.”

Stigma dan diskriminasi semacam ini membuat penyandang disabilitas mental dibatasi ruang hidupnya dan dikucilkan secara sosial. Perlakuan ini juga menghalangi penderita gangguan kesehatan mental dan keluarga mereka mencari pertolongan sejak dini dan karena itu juga mencegah mereka menerima perawatan dan perawatan yang tepat.

Laporan dari Human Right Watch sampai menggambarkan kehidupan penderita gangguan kesehatan mental di Indonesia itu seperti di neraka. Menurut laporan tersebut,  setidaknya 57 ribu penyandang disabilitas mental berat dipasung di seluruh Indonesia.

Sementara laporan dari Kementerian Sosial pada 2017 menyebutkan 28,1% orang dengan penyakit mental masih dipasung atau terbelenggu di dalam atau sekitar rumah mereka.

Saatnya Pemerintah Berfokus Pada Masalah Ini

Diketahui, Salah satu penyebab masih tingginya angka penderita gangguan kesehatan mental di Indonesia adalah minimnya fasilitas perawatan. Dari segi kuantitas, fasilitas kesehatan mental di Indonesia sangat timpang.

Dengan jumlah penduduk sekitar 260 juta jiwa, Indonesia hanya memiliki 773 psikiater atau tingkat rasio 1:323 ribu jiwa. Padahal rasio terbaik menurut WHO adalah 1:30 ribu jiwa.

Selain kekurangan jumlah, Indonesia juga kurang memperhatikan pentingnya penempatan tenaga medis kesehatan mental. Jarang sekali ada upaya untuk menyediakan psikolog di Puskesmas di seluruh Indonesia. Padahal Puskesmas adalah fasilitas kesehatan primer yang paling dasar dan menjadi rujukan pertama masyarakat di level bawah.

Menempatkan tenaga medis mental seperti psikiater atau psikolog di Puskesma belum dianggap penting. Berbeda dengan tenaga medis fisik seperti dokter, bidan, ahli gizi hingga sanitarian yang selalu ada di setiap Puskesmas.

Tercatat, hanya Kota Yogyakarta yang telah berhasil menempatkan seorang psikolog di seluruh 18 puskesmas sejak 2010. Sedangkan kota-kota atau daerah lainnya belum memiliki kebijakan serupa.

Pemerintah Jakarta sendiri sejak 2014 sudah bekerja sama dengan Ikatan Psikologi Klinis Himpunan Psikologi Indonesia dan menyatakan akan menyiapkan layanan psikologi untuk 44 Puskesmas. Namun hingga Januari 2018 proses tersebut masih dalam tahap “keinginan”.

Sementara di Kota Malang, baru Puskesmas Bareng saja yang sudah menempatkan mahasiswa magister profesi klinis dari Universitas Muhammadiyah Malang. Itu pun terbatas hanya dalam bentuk memberikan layanan konsultasi psikologi, bukan pengobatan medis.

Sampai saat ini saya belum tahu bagaimana dengan Puskesmas di daerah lainnya. Namun dengan melihat dan membandingkan kondisi di Jakarta dan Malang, bisa saya asumsikan Puskesmas di daerah-daerah lainnya belum menyediakan pelayanan kesehatan mental sebagaimana yang sudah diterapkan Kota Yogyakarta.

Kasus Bunuh Diri Di Indonesia

Dikutip dari Suara.com, menurut dr Fidiansyah, Sp.Kj, psikiater sekaligus Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza di Kementerian Kesehatan RI, dalam satu hari setidaknya ada 5 orang yang melakukan bunuh diri.

Menurutnya, ini akan menjadi suatu ancaman apabila Indonesia menghadapi bonus demografi. Namun, masyarakat justru mengakhiri hidupnya pada usia produktif.

“Usia paling banyak (melakukan) bunuh diri itu 15 sampai 29 tahun, generasi milenial,” jelas dr Fidiansyah, saat melakukan siaran langsung melalui akun Instagram Kemenkes, Kamis (10/10/2019).

Kamis, 28 November 2019 lalu, dikutip dari CNN Indonesia, seorang pria ditemukan tak bernyawa di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta Pusat. Pria yang merupakan pegawai outsourcing OJK itu diduga tewas bunuh diri. Juru Bicara OJK Sekar Putih Djarot menyebut pria tersebut bekerja sebagai petugas keamanan atau satpam dengan status outsourcing.

“Pagi hari ini ditemukan tenaga outsourcing pengamanan dari PT Bina Kerja Cemerlang meninggal di lingkungan perkantoran OJK,” ujar Sekar dalam keterangan tertulisnya.

Sudah saatnya pemerintah serius mengatasi mental illness yang diprediksi akan meningkat oleh para pakar. Dari mulai pelayanan konseling hingga penyediaan jasa psikolog dan psikiater yang merata di seluruh Indonesia agar angka kematian karena bunuh diri dapat ditekan.

Sumber: Suara.com, Halosehat.com, CNN Indonesia, Kompasiana.com.

Ano Nim

Oleh Ano Yang Saat Itu Sedang Rindu-Rindunya Pada Nim. (Atau Mungkin Masih Sampai Saat Ini)

Aku berdo’a untuk malam minggu yang menyenangkan untukmu. Berbahagialah, ada yang diam-diam rindu kamu. Aku, dengan tontonan drama Korea yang super cheesy

Ano.
Purnama 22 November 2018, Pukul 22:02:12

Mereka menyanyikan ‘Bersama Bintang’ oleh Drive. Aku yang sebelumnya sedang larut dalam tontonan, jadi tiba-tiba rindu kamu. “Kamu lagi dimana?” sebelumnya Tanya semacam ini akan terjawab dalam hitungan menit. Ya, pahitnya hitungan jam.

Di Upnormal? Di terminal? Di jalan bersama penumpang? Ingat aku?

Perasaan rinduku seperti ambisiku, Nim. Kadang menggebu, kadang pula menyusut. Buktinya, kemarin saat tengah malam air mataku sama sekali tak tampak. Padahal, 5 lagu sedih sengaja kuputar. Tapi malam ini, nyanyian beberapa anak laki-laki rantau di kosan sebelah berhasil mengundang kembali si ‘mellow’.

Menurutmu, akan ada kesempatan kita pas-pasan di GPS ga? Hampir genap 2 minggu, aku mengharapkan itu. Padahal saat kebetulan liat sekelompok laki-laki berjahim navy di tangga GPS, jantungku.. Ah, gitulah. Entah mereka seniormu atau teman seangkatanmu.

Nim, Akhirnya segala hal berwarna navy, motor beat berwarna biru, laki-laki berperawakan tinggi kurus selalu mengingatkanku padamu. Kadang menghibur, kadang pula menyebalkan.

Nim, ada satu perbuatanku yang mungkin melewati batas. Akan tetap jadi rahasia. Maaf ya.. Salahkan rinduku ini. Akhir-akhir ini aku sering mendengarkan ‘Bukan Lagu Valentine’ oleh Fiersa Besari. Lewat Youtube, Karna gaada di Spotify. Kalau tidak salah, kamu pernah bilang itu lagu yang kamu suka, kan?

Perihal kontak Whatsappmu, Kontak Linemu, juga segala bentuk chat, pap, juga voicenote, kuhapus semua,Nim. Sengaja, Kamu tau kan? Aku, Ano si cengeng. Kalo kamu gimana? Chatku yang dari awal masih belum dihapuskah? Hehe. Terkadang aku suka bertanya padahal sudah tau jawabnya. Selfieku? Voicenoteku? Hehe. Nim, sungguh disayangkan perihal temanmu yang pindah kampus itu. Padahal, dia satu-satunya ‘fasilitator’ bagiku untuk tetap mengingatmu.

Ngomong-ngomong, kenapa saat itu kamu masih sempat-sempatnya bertanya ‘Kamu kapan ketemu ama dia?” Aku senyum membacanya, juga langsung berpikir yang tidak-tidak. Aku berdo’a untuk malam minggu yang menyenangkan untukmu. Semoga macetnya jalan tidak membuatmu kesal, semoga banyaknya orderan yang masuk bisa membuatmu puas. Aamiin.

Berbahagialah, ada yang diam-diam rindu kamu. Aku, dengan tontonan drama Korea yang super cheesy. Semoga Tuhan memberikan jalan hidup yang baik pula romantis untuk masing-masing dari kita, Nik. Aamiin.

Untuk Nim, Oleh Ano.
Bogor, 22 September 2018.

(PS. Aku baru sadar Bogor Square – CCM sejauh itu. Kalo naik ojol 29K. Maaf ya! Tapi aku senang sekali waktu itu. Menikmati jalan dengan debu dan terik, sama kamu.)

Serunya Meliput ONE HOME FARM, Komunitas Tani Penggiat “Gerakan Satu Juta Petani Untuk Indonesia”

“Kami akan mengubah mindset anak muda Indonesia. Petani bukanlah suatu profesi yang kotor, identik dengan kemiskinan, dan bodoh.”

-Herry Riwu
One Home Farm

Berawal dari tugas Mata Kuliah “Manajemen Produksi Media Cetak, Surat Kabar dan Daring.” Saya, mahasiswi jurnalistik Universitas Pakuan, bisa berkesempatan bertemu dan mengikuti kegiatan salah satu komunitas tani yang ada di Kota Bogor, Jawa Barat. Yuk, simak ceritanya!

One Home Farm, merupakan komunitas tani yang didirikan pada tahun 2014 oleh Viktor Lie, seorang pengusaha yang bergerak di beberapa bidang berdarah Tiongkok. Berlokasi di Griya Katulampa Blok A, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, One Home Farm menggarap tanah berluas kurang lebih 300 M2 dengan menanaminya sayuran yang variatif. Dari mulai sayur-sayuran, seperti bayam hijaun dan bayam ungu, kacang-kacangan, umbi-umbian, sampai taman herbal.

Sejak pertama kali menginjakan kaki di kebun One Farm House, sudah banyak sekali ilmu dan pengalaman yang saya dapat. Berbincang dengan Yulli, Herry, dan Yusak, beberapa orang anggota One Farm House, saya kembali teringat dan terpikirkan mengenai banyak sekali nilai-nilai kehidupan yang sebelumnya sempat saya lupakan.

One Farm House Dari Perspektif Anggotanya

Beberapa anggota One Home Farm

Komunitas One Home Farm sendiri membuka pintu selebar-lebarnya bagi siapapun terutama anak muda yang memiliki ketertarikan dan minat dalam dunia pertanian. Memiliki anggota yang sudah mencapai ratusan orang dari berbagai daerah di Indonesia, komunitas ini konsisten sejak awal dibentuknya untuk mewujudkan gerakan satu juta petani Indonesia.

1. Herry Riwu

Herry Riwu, salah satu anggota komunitas One Home Farm mengatakan, pemerintah sudah lama mencanangkan Indonesia sebagai lumbung bangsa bangsa, lantas jika semua orang terutama anak muda beralih ke sektor lain, dan petani Indonesia yang di dominasi oleh orang dengan usia 40 tahun keatas tidak ada, siapa yang akan meneruskan dan tetap konsisten menggarap sektor petanian? Ia secara pribadi memiliki kekhawatiran mengenai sektor pertanian yang menurut beberapa pakar ekonomi kurang diminati khususnya oleh kaum millennial.

Dikutip dari sindonews.com, oleh Yanuar Riezqi Yovand pada 19 Janurai 2019. Kaum millennial diniai tidak tertarik masuk ke sektor pertanian dan industry, peneliti Indef Bhima Yudistira mengatakan millenial masuk ke sektor jasa atau start up sebesar 90%, fintech, dan e-commerce.

Pria berusia 33 tahun asal Nusa Tenggara Timur ini menceritakan bagaimana awal ia bergabung dengan One Farm House. Sebelumnya Herry adalah seorang karyawan swasta di dealer motor yang bertempat di Papua, setelah beberapa tahun bekerja ia mulai merasa jenuh dan menginginkan sesuatu yang baru dalam hidupnya. Kebetulan ia sudah mengenal Viktor Lie bertahun-tahun dan disaat yang tepat pula Viktor mengungkapkan keinginannya dan visinya untuk membangun sebuah komunitas atau kelompok tani yang bisa berkontribusi secara fokus pada masyarakat luas. Tidak berpikir panjang, Herry pindah ke Bogor pada tahun 2014 dan serius mengelola kebun One Farm House.

“Saya pendatang dan betah tinggal di Bogor ini karena adanya usaha dan komunitas ini. Saya bangga menjadi salah satu mitra pembaharuan bersama teman teman yang memiliki visi sama. Karena saat ini petani muda sudah jarang, kami ingin menjadi motor penggerak bagi mereka.”

Ia sangat memiliki kesadaran yang tinggi atas kurangnya minat anak muda di sektor pertanian. Ia juga sempat mengatakan dengan gamblang mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) bahkan mungkin tidak masuk ke dunia pertanian, sebagian besar mungkin ke perbankan. Baginya petani masa kini tidak lagi identik dengan kotor, melarat, tidak berduit, itu hanyalah image masa lalu yang sayangnya masih tumbuh di pikiran anak muda.

Selama hampir 5 tahun berekcimpung di kebun One Home Farm dengan segala aktivitasnya, Herry mengatakan kebun ini sangat healing bagi dirinya pribadi. Setiap hari menanam, merawat, memanen, dengan suasana perkebunan yang dominan warna hijau, ia merasa sangat terhindar dari rasa bosan, jenuh, dan depresi.

2. Yuliana Tondok

Berasal dari tanah Toraja, Sulawesi Selatan, Yuliana Tondok salah satu anggota One Home Farm berusia 60 tahun tampak sangat segar dan bugar diwaktu pertama saya bertemu dengan beliau. Berakivitas sejak pukul 7 pagi hingga pukul 5 sore, Yuliana Tondok sudah terbiasa menggerakan seluruh anggota tubuuhnya untuk melakukan kegiatan tani yang produktif.

Ia menjelaskan dengan sangat detil mengenai jenis-jenis tanaman yang ada di kebun One Farm House, Bagaimana cara penanamannya, perawatannya, hingga pemanenan. Yang paing menarik bagi saya pribadi adalah budidaya tanaman Ara atau Tin yang sangat berkhasiat untuk berbagai macam penyakit seperti diabetes, kanker, menjaga imun tubuh, dan lain-lain.

Beliau sering berpesan untuk mengurangi rasa bermalas-malasan dan memperbanyak kegiatan produktif yang bermanfaat, yang menyehatkan tubuh, dan membuat otak tetap jernih.

Selain Herry dan Yuliana, masih banyak lagi anggota One Home Farm yang saya temui dan berbincang dengan saya. Beberapa dari mereka, baik itu anak-anak muda maupun anggota yang sudah lanjut usia, sebelumnya pernah hidup dan berkecimpung di dunia kerja padat dan sibuk yang mendatangkan uang yang juga tidak bisa dibilang sedikit, namun pada akhirnya kembali ke kehidupan yang sangat dekat dengan alam untuk bertani dan meninggalkan segala kejenuhan. Pada dasarnya hidup tidaklah selalu berorientasikan uang.

Apa Yang Spesial Dari One Home Farm?

Ada banyak hal yang membedakan sistem bertani yang dilakukan oleh komunitas One Home Farm dengan pertanian tradisional lainnya. Diantaranya yaitu penanaman secara organik, menghindari penggunaan bahan kimia, pemanfaatan pupuk kandang dan organik yang optimal, intensifikasi dan diversifikasi, yang artinya berbagai jenis tanaman yang berpotensi tinggi di pasaran dan banyak khasiatnya mereka tanam di kebun ini. Hal ini sebagaimana “satu jengkal tanah disini harus ditanami” sebagai prinsip yang mereka pegang.

Dalam kesehariannya, One Home Farm melakukan semua kegiatan tani dengan mandiri. Dari mulai pembibitan, penanaman, pemeliharaan saat tanaman tumbuh, panen, sampai pemasaran langsung pada konsumen.

Dalam pemsaran produk yang mereka hasilkan, selain secara offline yaitu dengan cara konsumen langsung mendatangi kebun One Home Farm untuk membeli produk, mereka juga memasarkan secara online melalui beberapa market place seperti Bukalapak, Tokopedia, Lazada, Instagram, dan Facebook dengan user id “Divine Herbal” dan “One Home Farm”. Akun ini secara resmi dikelola oleh Yusak, salah satu anggota aktif One Home Farm. Saat saya mengunjungi kebun One Home Farm, Pukul 10 sampai 11 pagi adalah waktu untuk yusak merekap pembelian. Dalam sehari, komunitas ini bisa mendapat orderan sebanyak 8 pcs tanaman atau pohon loh!

One Home Farm juga aktif menyosialisasikan seputar dunia pertanian, pencegahah kenakalan remaja, dan pendidikan peduli reproduksi ke Sekolah Menengah Pertama maupun Menengah Akhir di Kota Bogor. Ini sebagai wujud bakti mereka kepada masayarakat secara nyata yang tidak hanya berbasis pertanian.

Pengalaman Menarik Di One Home Farm

Pengalaman ini sangat tidak saya duga. Jadi setelah selesai melakukan wawancara dengan Herry dan Yuliana, Yusak memberi saya buah yang bernama Miracle untuk dimakan. Sebelumnya, saya disuruh untuk mencicipi rasa buah jeruk limo yang sangat asam. Buah miracle sendiri rasanya sedikit manis hambar dan teksturnya mirip seperti buah melinjo yang bijinya harus dibuang. Setelah itu saya diperintahkan untuk menunggu sekitar 2 menit untuk menunggu reaksinya kemudian memakan jeruk limo. Ajaibnya, jeruk limo yang sebelumnya asam berubah menjadi manis. Hal itu karena terjadi reaksi kimia di dalam mulut antara zat dari buah miracle itu, enzim enzim dalam mulut, dan zat asam dari jeruk limo. Yusak mengatakan rekasi ini akan tahan sampai dengan 1 jam. Semua makanan asam akan terasa manis.

Serunya Forum PR Muda “Speak Up Day 5.0” di Universitas Pakuan

Speak Up Day 5.0

Intellectual Club of Public Relations (ICPR), salah satu Club profesi di program studi Ilmu Komunikasi Universitas Pakuan yang berfokus pada kegiatan Kehumasan sukses menggelar Speak Up Day 5.0 pada Sabtu, 16 November 2019.

Sebagaimana namanya, Speak Up Day 5.0  ini telah diselenggarakan sejak 5 tahun terakhir dan bertemakan “Now is The Time: to Speak and Build Relations”. Terdiri dari dua rangkaian acara yaitu, Grand Opening yang di isi dengan kegiatan lomba bagi para siswa SMA/SMK se-Bogor dan Grand Closing yang di isi dengan kegiatan talkshow, acara ini sukses mendatangkan ratusan audiens yang didominasi oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi konsentrasi humas.

rangkaian lomba Grand Opening Speak Up Day 5.0

Staff Khusus Ketahanan Daerah, Toto Sugiarto mengatakan, “Diskusi krisis ini menurut saya menarik. Kami pihak Pemkot bisa mendapat input inovatif dalam menangani permasalahan yang ada di Bogor khususnya wilayah Kota.” Saat berbincang pasca penjurian lomba diskusi krisis, Selasa (12/11).

Bintang tamu Talkshow (Muhammad Saeful, Pradisa Wulan, Chelzea Verhoeven)

“Speak Up Day tahun ini bertujuan untuk mempersiapkan PR muda baik di instansi pemerintahan dan swasta. Jadi, kita memilih mengundang tokoh yang benar-benar mumpuni di bidang PR yaitu pak Saeful dan kak Adis. Sementara Kak Chelzea kita undang untuk menumbuhkan semangat dan keberanian untuk speak dan build relationsnya itu.” Ujar Bella di Graha Pakuan Siliwangi lantai 1 Universitas Pakuan.

Sementara itu, selain gencar menggelar forum untuk mempersiapkan PR muda dan melibatkan anak SMA untuk mulai berpartisipasi, Speak Up Day 5.0 juga gencar mensosialisasikan pariwisata dan budaya di Bogor. Hal ini terlihat jelas dari konsep acara saat pelaksanaan Grand Closing yaitu ‘Indonesia Semi Modern Culture’, hadirnya Jajaka Kabupaten Bogor 2018, Aditya Guara Rudiansyah, penampilan spesial dari Pakuan Angklung Orchestra, Sanggar Seni Pakuan, dan panitia yang berpakaian formal bernuansa batik Indonesia.

penampilan Pakuan Angklung Orchestra

Sebenernya artikel ini udah kukirimkan ke kompas kampus dengan harapan dimuat dan bebas dari UAS Mata Kuliah Tajuk Rencana dan Opini. Tapi, sampai detik ini ga dimuat juga. so..aku posting disini aja. This is my last Speak Up Day ever anyway. Dear ICPR, thank you! a lot.

-25/12,olive.

Menikmati

Now Playing: Falling Upwards by Matt Mcwaters

Kamis, 21 Februari 2019.

Midnight thoughts mendorongku untuk kembali mengambil buku kemudian menulis. Padahal, niatnya segera pergi tidur tepat pukul 1 malam demi hari esok yang bersemangat.

Temanku bilang, berhati-hatilah di semester ini. Konon, tekanan akan semakin mendorongmu untuk jatuh sedalam-dalamnya. Memang pernah kuprediksi, 2019 pasti akan menjadi a year of struggle khususnya bagiku. Semakin krusial, usia 20-an, penjurusan program studi, berpisah dengan sebuah ikatan pertemanan yang nyaman, kembali asing di tengah orang-orang baru yang juga asing, menjalin hubungan baru, beradaptasi atas warna-warni sikap masing-masing orang mengaku insani, problema keluarga, tentang ayah dan ibu yang sebetulnya saling merindu sendu namun terkadang terkubur egoisme kalbu, kedudukan sosial kampus yang seolah-olah menjadi karet lapuk yang jika tidak disambung terus akan putus, dan berbagai usaha untuk melupakannya. Hahaha.

“Ujung-ujungnya masalah perasaan.” Ya memang benar, kok. Tanpa perasaan kurasa tidak akan ada tekanan. Kita akan tetap tegap berjalan, cuek-cuek saja, tanpa ada satupun yang perlu dikhawatirkan. Iya, kan?

Berbicara mengenai perasaan, jika dipikir-pikir fenomena mengenai aku yang tertawa di siang hari kemudian menangis cengeng di tengah malam sebenarnya sepenuhnya pilihanku. Maksudnya begini, penyebabnya bukan 100% tentangnya yang kuanggap terlalu baik untuk kumaki-maki. Tapi, karena diriku sendiri yang menolak untuk benar-benar membiarkannya sepenuhnya pergi. Aku .., hanya menikmati sensasi mengingat-ingatnya kemudian menangis.

Tanpa pengharapan yang neko-neko­, (misalnya mengharapkan sebuah jalin komunikasi basa-basi sekaligus cheesy via whatsapp) intinya aku hanya menikmati sebuah kesenduan.

Menanggapi klaim “Kamu ga akan bahagia, Liv. Kamu gaakan bisa move on.” Itu semua salah besar. Aku bahagia, sudah kubilang aku menikmati semuanya. Aku bukan hanya menikmati kesenangan namun juga kesenduan. Aku, sekali lagi, mengejutkannya menikmati keduanya.

Dari awal kan, sudah jelas. Ada dua sisi dalam setiap objek kehidupan dan kedua sisi tersebut sampai kapanpun akan selalu berkebalikan. Lalu masalahnya bagaimana ceritanya kalian bisa sebegitu yakinnya akan menikmati hidup jika salah satu sisinya saja kalian hindari, coba untuk kalian bunuh, kalian coba pula untuk kubur, hingga musnahkan? Bagiku, tugas kita hanya cukup menikmati keduanya. Kedua sisi yang saling bertolak belakang tadi. Kesenangan juga kesedihan, nikmatilah keduanya! Akhir kata, kusampaikan salam rindu untuknya yang (mungkin) sedang menjalankan aktivitas sambil bernapas menghirup oksigen dimanapun kamu berada, untuknya  yang pernah mengambil peran dalam proses terciptanya sisi senang dan sisi sedih . Sehat selalu! Jangan lupa senyum dan minum air putih.

*ngomong-ngomong, di paragraf 2 aku menulis tentang aku yang sempat meprediksi alur 2019, ini buktinya; (aku menyalin dari notes ponsel. Sebenarnya tidak bisa dikatakan sebagai prediksi sepenuhnya, hanya dua baris thoughts)

Kereta Api Pangrango Sukabumi-Bogor,

1 Januari 2019.

Selamat Berpetualang, Olivia!

Rasanya tidak perlu lagi aku mempersoalkan bagaimana Endah N Rhesa yang selalu bernyanyi begitu tegarnya (juga ceria) bahkan di lagu paling mellow milik mereka sekalipun.

2 jam menuju Bogor, di tahun baru. Kuharap kekuatan mental menebal, dan hati mengebal. Melepas yang sakit, merelakan yang pamit, kuatlah!

Selamat berpetualang, Olivia! Bersiaplah menghadapi kesedihan, kemudian cepat bergembiralah menyambut kebahagiaan! Seperti roller coaster, meliuk setelahnya menikung tajam, hidup kita seru, jauh dari monoton yang diam itu. Selamat tahun baru!

(Sadar tidak? Aku menulis ini sebelum sadar bahwa kesedihan juga harus dinikmati. Terkesan ambisius! Hahaha)

Pesan

Tentang Bogor kota yang dikenal hujan selalu. Kamu berpesan agar tidak melupakan baju hangat jika hendak datang. Aku bilang, “ya” waktu itu.

Gantian, tentangmu yang selalu bekerja serajin itu dijalanan. “jangan lupa minum air mineral” waktu itu aku berpesan. Bagus untuk menjaga fokus, sehat, intinya jangan kehausan.

Aku krisis percaya diri. Kamu berpesan untuk berhenti bersembunyi dibalik masker, “Jerawatmu ga nututpin cantikmu”. Aku tertawa, masih sempat-sempatnya aku yang jelek ini dipuji.

Intinya, terimakasih untuk lahir di tanggal 24 Juli. Orang tuamu kelak bangga, anak laki-lakinya tumbuh berbakti. Ia peka, pada apa dan siapapun peduli.

10/26, Olivia.

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai